Senin, 06 Mei 2013

Activity Based Costing ( ABC )


oleh: Saiful Rizal

A.      Pengertian ABC menurut Para Ahli
Menurut Garrison et al. terjemahan Hinduan (2006:440) adalah: “metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap”.
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2009:2) Activity-Based Costing adalah: “Metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap”.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009:25) Activity-Based Costing adalah: “Metode membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terikat dengan proses dan objek biaya”.
Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004:496) Activity-Based Costing adalah: “Suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related factor)”.
Pengertian ABC (Activity Based Cost) sistem dalam Mulyadi (2003:25) merupakan: “sistem informasi biaya yang menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personil perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas”.
Activity Based Costing sistem menurut Mulyadi (2003:94) mempunyai berbagai manfaat berikut ini:
1.       Menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer.
2.       Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-based budget).
3.       Menyediakan informasi biaya untuk memantau implementasi rencana pengurangan biaya.
4.       Menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pada awal perkembangannya ABC sistem menurut Mulyadi (2003:51) dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan perhitungan kos produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. ABC sistem menawarkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi, seperti batch-related drivers, product-sustaining drivers, dan facility-sustaining drivers untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada perkembangan selanjutnya, ABC sistem tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi kos produk yang akurat, namun meluas sebagai sistem informasi untuk memotivasi personel dalam melakukan peningkatan terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer.
ABC sistem kemudian diterapkan ke semua biaya pada perkembangan yang lebih lanjut, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan umum. ABC sistem menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk mempertanggungjawabkan biaya.
B.      Asumsi Dasar Pada ABC System
Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.       Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur memaksa manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective.
2.       Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi dominan.
3.       Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan manufaktur harus menerapkan market–driven strategy.
4.       Market–driven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.
5.       Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat bermanfaat dengan cukup akurat.

C.      Manfaat Activity Based Costing System
Manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan sistem activity based costing system adalah :
1.       Memperbaiki kualitas pembuatan keputusan.
2.       Menyediakan informasi biaya berdasarkan aktifitas, sehingga memungkinkan manajemen melakukan manajemen berbasis aktivitas (activity based management).
3.       Perbaikan berkesinambungan terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead pabrik.
4.       Memberikan kemudahan dalam estimasi biaya relevan.

D.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Activity Based Costing (ABC)
Sebuah sistem yang ada tidak selalu memberikan nilai positif bagi sebuah perusahaan yang menggunakannya tetapi ternyata dapat juga memberikan nilai negatif bagi perusahaan. Sistem Activity Based Costing ternyata memiliki juga kelemahan yang harus diperhitungkan pula oleh perusahaan yang menggunakannya.
1.       Kelebihan dari sistem ABC

a.       Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya lebih akurat.
b.      Mengidentivikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut.
c.       Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
d.      Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan.

2.       Kelemahan dari sistem ABC
a.       Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara berfikir mereka mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi manajer untuk memahami ABC.
b.      Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan menghentikan memproduksi lebih sedikit produk.
c.       Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna keperluan persyaratan laporan keuangan.
d.      Implementasi sistem ABC belum dikenal dengan baik sehingga prosentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.

E.       Keterbatasan Activity Based Costing System
Secara teori ABC system dianggap dapat memberikan informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa ABC System dapat menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa sistem ini merupakan sistem yang sempurna karena ternyata sistem ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan ABC System ini diantaranya adalah :
1.       Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan berada di dalam lingkungan persaingan tertentu.
2.       Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan dan lain-lainnya tidak menjelaskan bagaimana portfolio atau komposisi produk yang paling optimal.

F.       Kondisi Yang Diperlukan Dalam Penerapan ABC System
Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC system memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan ABC System, yaitu :
1.       Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk.
2.       Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai produk menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau ABC System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah.

G.     Penentuan Harga Pokok Dengan Menggunakan ABC System
Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan (cost driver) yang digunakan. Sistem akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu dasar pembebanan (cost driver) yaitu unit produksi, sedangkan ABC System menggunakan lebih dari satu cost driver sehingga informasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti.
Tahap-tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada ABC System adalah :
1.       Tahap I
a.       Biaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai.
b.      Biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang homogen.
c.       Menentukan tarif untuk masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung dengan cara membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya (cost driver).

2.       Tahap II
Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk.

1 komentar: